Aset Penerbit

Membedah Cara Kerja Arsitek Mulai dari Perencanaan Hingga Penciptaan Bangunan

Alasan Mengapa Anak Balita Sebaiknya Diajarkan Menggambar

27 Agu 2021

Pernahkah punya pengalaman bekerja sama dengan seorang arsitek? Yang diketahui banyak orang, arsitek bekerja dengan menggambar atau merancang sebuah bangunan yang kemudian dieksekusi oleh tenaga tukang dan kuli. Namun ternyata proses di balik cara kerja arsitek tidaklah sesederhana itu. Ada banyak hal yang jarang diketahui, maka dari itu yuk simak informasinya berikut ini.

1. Memahami keinginan klien

Hal pertama yang dilakukan seorang arsitek dalam proses perencanaan bentuk bangunan adalah mendengarkan keinginan klien. Arsitek mencatat apa saja keinginan dan harapan klien atas bangunan yang akan didirikan. Misalnya saja, ingin bangunan dua lantai, ingin ada banyak jendela dan ventilasi, atau bahkan permintaan yang sedikit unik seperti menggunakan model pintu lipat. Selain itu, arsitek juga harus mengetahui hal yang tidak diinginkan oleh klien, agar tak sampai ada bagian rumah yang nantinya kurang dimanfaatkan.

2. Memulai sketsa arsitektur bangunan

Biasanya, setelah mengetahui bentuk bangunan yang diharapkan klien, arsitek akan membuat sketsa arsitektur bangunannya yang sederhana di atas buku milimeter block. Sketsa ini dibuat dengan mempertimbangkan keinginan klien dan juga kondisi tanah tempat bangunan berada. Dalam proses ini, bisa jadi ada beberapa perubahan yang dibuat untuk tujuan kenyamanan dan efektivitas bangunan. Misalnya saja klien ingin ada jendela di seluruh sisi rumah, bisa jadi sang arsitek tidak dapat meloloskan keinginan tersebut karena salah satu sisi rumah berdempetan dengan bangunan lain.

3. Berkomunikasi dengan klien selama prosesnya

Mulai dari proses gambar pertama sampai akhir, pekerjaan arsitek juga harus terus berkomunikasi dengan klien dengan membicarakan setiap detail bangunan. Bahkan tak jarang, arsitek dan klien akan berdebat dalam beberapa hal. Kebanyakan klien yang tidak memiliki pengetahuan tentang bangunan akan sulit menerima saran dari arsitek jika apa yang diberikan dianggap terlalu berbeda dengan keinginan di awal.

4. Mencari referensi bangunan lain

Meski rancangan seorang arsitek bersifat orisinil dan sangat personal karena disesuaikan dengan keinginan klien, namun mereka juga tetap mencari referensi untuk memberikan pilihan yang lebih baik. Referensi ini bisa didapatkan dari buku-buku rancangan bangunan, dari internet, bahkan juga dari film atau video musik. Referensi bangunan akan sangat berguna jika klien menginginkan suatu gaya bangunan unik yang masih belum banyak digunakan di kota atau negara tersebut.

5. Mempertimbangan fungsi tiap ruangan

Saat klien sudah menyetujui rancangan bangunan, maka proses selanjutnya adalah memastikan bahwa fungsi setiap ruangan sudah maksimal. Misalnya saja, untuk ruang keluarga diharapkan terletak di area yang dekat dengan kamar dan juga ruang kerja, namun terpisah dari ruang tamu. Klien bisa jadi memiliki ruangan tertentu yang ingin digunakan untuk mengerjakan aktivitas fisik seperti membuat barang kesenian atau membaca. Untuk ruangan semacam ini, harus dipastikan sinar matahari bisa masuk dengan maksimal.

6. Mendampingi proses pembangunan

Tugas arsitek seringkali tidak berhenti sampai proses perancangan bangunan. Banyak klien yang merasa lebih tenang jika arsitek ikut mendampingi secara langsung proses pembangunan untuk menghindari adanya kesalahan. Tentu saja, dalam hal ini arsitek akan menagih biaya tambahan yang besarnya disesuaikan dengan lamanya proses pembangunan.

Salah satu hal penting dalam proses kerja arsitektur adalah buku milimeter yang sangat membantu untuk membuat sketsa bangunan dalam ukuran yang akurat. SiDU Milimeter Block menjadi pilihan tepat untuk arsitek yang membutuhkan buku milimeter dengan kualitas terbaik.

Artikel Lainnya: